Kamis, 21 Februari 2013

Dikala kau berpacu dengan waktu. Berpacu dengan temanmu. Berpacu untuk mencuri setiap pergerakan darinya disaat semua mata temanmu tertuju padamu, sedangkan kau malah focus dengan dia yang ada di sudut sana. Ketika kau lumpuh saat menatap dalam ke matanya. Ketika kau tidak mampu mengerjakan soal persamaan lingkaran padahal kau sudah mengerjakannya berkali-kali. Ketika kau menyesal berkata ‘Tidak’ kepadanya, dan kemudian hari kau mulai memerhatikannya. Ketika kau tidak bisa tidur dikala malam dan memikirkan apa yang dilakukannya tadi di sekolah. Ketika kau mendukung dia hanya agar dia tau bahwa kau ada untuknya. Ketika kau memata-matai akun twitter dia. Ketika kau mulai mencari music kesukaannya. Ketika kau belajar untuk menyukai genre musiknya. Ketika kau mencari tau semua tentangnya. Ketika kau mencoba masuk ke dalam dunianya. Ketika kau mulai penasaran terhadapnya. Iya kau jatuh.
Jatuh untuknya.
I couldn’t see anyone there except you. I couldn’t stop staring at you. I couldn’t do anything when you right in front of me. I couldn’t understand why I did idiot’s thing when you looked at me. I couldn’t understand why I should stalk your Twitter. I couldn’t understand why I should think ‘bout you when I couldn’t enjoy my sleep nite. You so damn impressed me. I didn’t wanna see anyone else in school’s hall but you. I wanna say ‘congratulation’ to you right there , but I just stock still in my shit place, I didn’t do that.
You’re my neighbor class. You’re my ‘A’. Oh shit one more ‘A’ letter -____-. Hope this is the right ‘A’ letter. I wish….